China Balas Tarif Trump, Batasi Ekspor Logam Tanah Jarang ke AS

China Balas Tarif Trump, Batasi Ekspor Logam Tanah Jarang ke AS

KOMPAS.com - Pemerintah China resmi memberlakukan pembatasan ekspor logam tanah jarang, langkah yang dipandang sebagai balasan terhadap kenaikan tarif impor barang-barang China oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kebijakan ini diumumkan pada Jumat (4/4/2025) malam dan memperburuk ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Di saat yang sama, pembatasan ini juga menimbulkan kekhawatiran baru bagi sektor industri di AS, yang sangat bergantung pada pasokan tanah jarang untuk memproduksi berbagai perangkat teknologi, kendaraan listrik, hingga sistem pertahanan.

Mengutip laporan Reuters, Sabtu (5/4/2025), logam tanah jarang merupakan kelompok 17 unsur logam vital yang memiliki peran penting dalam industri teknologi tinggi.

Komoditas ini dibutuhkan dalam pembuatan ponsel, komputer, kendaraan listrik, radar militer, hingga sistem navigasi satelit.

China diketahui menguasai sekitar 90 persen produksi global logam tanah jarang. Sebagian besar pasokan yang masuk ke AS berasal dari "Negeri Tirai Bambu" tersebut.

Tak hanya membatasi ekspor bahan mentah, kebijakan terbaru Beijing juga mencakup pembatasan terhadap produk olahan, termasuk magnet permanen—komponen penting yang sulit digantikan dalam banyak perangkat teknologi modern.

Pembatasan ini datang sebagai respons langsung atas kebijakan tarif tinggi dari Presiden Trump. Ia baru-baru ini menaikkan tarif impor untuk sebagian besar produk China hingga 54 persen. China pun membalas dengan mengenakan tarif 34 persen terhadap barang-barang asal AS.

Merespons langkah tersebut, Trump tetap menunjukkan nada optimistis. Dalam unggahan di platform Truth Social pada Sabtu (5/4/2025), ia menyatakan bahwa ekonomi AS tengah mengalami "kebangkitan besar-besaran".

Ia juga mengklaim bahwa investasi yang masuk ke AS telah melampaui 5 triliun dollar AS (sekitar Rp 84,33 kuadriliun), meski tidak merinci lebih lanjut.

Meski demikian, ia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi negaranya tidaklah mudah.

Di sisi lain, Asosiasi Industri Logam Nonferrous China menyebutkan bahwa pembatasan ekspor ini tidak akan mengganggu stabilitas rantai pasokan global.

"Tindakan ini tidak akan memengaruhi stabilitas dan keamanan rantai industri serta pasokan internasional," demikian pernyataan asosiasi tersebut, dikutip dari The Economic Times, Minggu (6/4/2025).

Asosiasi juga menekankan bahwa pembatasan hanya ditujukan pada entitas yang terlibat dalam kegiatan yang dianggap mengancam kedaulatan atau kepentingan pembangunan nasional China.

Meski demikian, langkah ini kembali menegaskan dominasi China dalam industri tanah jarang global, dan bagaimana ketergantungan dunia—termasuk AS—terhadap pasokan dari negara tersebut semakin menjadi isu strategis di tengah rivalitas dua negara.

Sumber