Daya Beli Warga Jakarta Disebut Anjlok 25 Persen pada Momen Lebaran 2025

Daya Beli Warga Jakarta Disebut Anjlok 25 Persen pada Momen Lebaran 2025

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat adanya penurunan daya beli masyarakat Jakarta hingga 25 persen selama momentum Lebaran 2025 atau Idul Fitri 1446 Hijriah.

"Penurunan daya beli bisa sekitar 25 persen saat Lebaran," ujar Ketua APPBI DPD DKI Jakarta Mualim Wijoyo saat dihubungi di Jakarta, Selasa (8/4/2025), dikutip dari Antara.

Turunnya daya beli disebut disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat yang lebih memilih mudik atau berlibur ke tempat wisata ketimbang mengunjungi pusat perbelanjaan.

Menurut Mualim, sektor yang justru mengalami peningkatan selama libur Lebaran adalah kuliner.

Restoran dan tempat makan di mal ramai karena masyarakat mencari alternatif ketika asisten rumah tangga (ART) mudik.

"Barangkali karena banyak ART yang pulang ke kampung sehingga mal/resto menjadi jalan keluar untuk sebagian masyarakat tadi," jelasnya.

Namun, Mualim juga mencatat bahwa tidak semua gerai buka selama hari raya, yang turut menekan aktivitas belanja.

Mualim menyoroti kondisi ekonomi global yang lesu sebagai penyumbang turunnya daya beli.

Ia menilai gejala ini sudah terasa sejak 2024 dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

"Kondisi penurunan daya beli sebetulnya sudah dirasakan di tahun 2024 yang sampai saat ini belum pulih. Adanya penurunan masyarakat kelas menengah merupakan sinyal penurunan daya beli dan tentunya ada faktor-faktor lain," ucapnya.

Mualim juga mengimbau pemerintah agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan ekonomi, terutama yang berdampak langsung pada konsumsi masyarakat.

"Sarannya pemerintah jangan membuat kebijakan yang merugikan, seperti awal tahun lalu PPN 12 persen walaupun ditunda tetapi terlanjur membuat kegaduhan," kata Mualim.

Di sisi lain, APPBI DKI mendukung upaya pemerintah dalam memberantas impor ilegal. Langkah itu diyakini dapat meningkatkan daya saing produk lokal dan UMKM.

Sumber