KIM Plus Respons Pertemuan Prabowo-Megawati: Jangan Dipandang sebagai Langkah Politik

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri akhirnya terwujud setelah desas-desusnya selalu dibicarakan usai pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Berbagai pandangan dan analisis hadir usai Prabowo yang merupakan Presiden Republik Indonesia untuk periode 2024-2029 berkunjung ke kediaman Megawati pada Senin (7/4/2025) malam.
Ramai dibicarakan usai pertemuan Prabowo dan Megawati itu adalah keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan akan berada di dalam atau tetap di luar pemerintahan
Partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mendukung Prabowo-Gibran juga memberikan pandangannya terhadap pertemuan Prabowo dan Megawati itu.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Herman Khaeron menilai pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai ajang silaturahmi Idul Fitri 1446 H.
Menurutnya, silaturahmi antarelite politik yang berseberangan jangan selalu dipandang sebagai langkah politik.
"Silaturahmi ini jangan selalu dipandang dalam perspektif dan langkah politik," ujar Herman saat dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025).
Menurutnya, silaturahmi dalam adat bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat luhur, apalagi ini masih dalam suasana Lebaran.
Apalagi Megawati adalah tokoh politik nasional yang mempunyai pengalaman sebagai presiden.
"Sehingga menurut saya mari kita maknai bahwa silaturahmi ini sebagai sikap yang luhur dan sangat baik yang dijalankan oleh Presiden Prabowo sebagai pemimpin semua rakyat Indonesia," ujar Herman.
Kendati demikian, ia enggan berspekulasi soal kemungkinan PDI-P merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus usai pertemuan Prabowo dan Megawati.
"Hal ini sepenuhnya menjadi otoritas Presiden Prabowo sebagai pemimpin koalisi," ujar Herman.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji juga menyambut baik pertemuan antara Prabowo dengan Megawati yang masih dalam suasana Idul Fitri.
"Setiap silaturahmi akan memberikan energi positif. Silaturahmi elite akan membawa keteduhan dan keharmonisan di masyarakat," ujar Sarmuji.
Pertemuan Prabowo dengan Megawati tentunya tidak terlepas dari kepentingan bangsa.
Kepentingan bangsa dipandangnya sebagai titik temu antara Prabowo dengan Megawati, di mana PDI-P notabenenya merupakan partai politik di luar pemerintahan.
"Sebagai tokoh bangsa, titik temunya adalah kepentingan bangsa, ya. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun itu, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara, pasti ada titik temunya," ujar Sarmuji.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDI-P itu terjadi pada Senin (7/4/2025) malam.
Presiden ke-8 Republik Indonesia itu berkunjung ke kediaman Megawati ditemani sejumlah elite Partai Gerindra dan jajaran menteri Kabinet Merah Putih.
Dasco selaku Ketua Harian Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR ikut dalam pertemuan tersebut. Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya ikut menemani Prabowo ke kediaman Megawati.
Selain itu, turut hadir Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono dan Ketua MPR yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bapisus) Aries Marsudianto juga hadir dalam 1,5 jam Prabowo bertemu Megawati.
"Pertemuan semalam itu pertemuan kekeluargaan, keakraban, dan hangat, sehingga tak terasa waktu berjalan lumayan lama semalam dan banyak yang dibahas kedua tokoh ini,” kata Dasco.