Komplotan Begal Bermodus Open BO Dikepung Warga, Pelaku Lompat dari Atap

JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang pria melompat dari atap kos-kosan setelah aksinya bersama komplotan begal yang bermodus open booking out (BO) terbongkar.
Ia dikejar warga di kawasan Jalan Warakas Gang 8, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis malam (10/4/2025).
Ketua RW 10 Kelurahan Warakas, Hibur Dwi Atmoko menjelaskan, pelaku sempat bersembunyi di ruang penjaga kos sebelum ketahuan. Ia mencoba melarikan diri melalui atap.
“Pelaku lari ke atap, lalu loncat ke bawah dan langsung ditangkap warga,” ujar Dwi saat ditemui Kompas.com, Jumat (11/4/2025).
Kejadian bermula ketika seorang pria datang ke kos-kosan setelah memesan jasa perempuan melalui aplikasi MiChat. Perempuan tersebut diduga menawarkan layanan open BO.
Namun, saat tiba di lokasi, pria itu justru ditodong senjata api oleh dua pria yang merupakan komplotan begal, rekan dari perempuan tersebut.
“Ceritanya, itu cewek MiChat, open BO gitu, ada peminat cowok dari aplikasi itu. Begitu datang ke situ, belum sempat apa-apa, langsung ditodong pakai senjata api,” jelas Dwi.
Korban menyerahkan uang tunai sebesar Rp 1,5 juta kepada pelaku agar dibebaskan. Setelah itu, dia segera melaporkan kejadian tersebut kepada rekan-rekannya yang tergabung dalam organisasi masyarakat.
Laporan itu memicu warga sekitar untuk mendatangi lokasi kejadian dalam waktu singkat.
“Waktu saya sampai di sana, warga sudah ramai. Banyak dari teman-teman ormas dan komunitas yang ikut. Saya sempat ingatkan, kalau ketangkap, jangan main hakim sendiri, serahkan ke polisi,” kata Dwi.
Namun, suasana semakin memanas. Polisi dari Polsek Tanjung Priok turun ke lokasi dan sempat mengalami kesulitan untuk masuk karena pelaku diduga membawa senjata api.
“Pihak Babinsa enggak berani masuk karena katanya pelaku bawa senpi. Nunggu bantuan datang dulu,” tambah Dwi.
Setelah penggerebekan awal oleh aparat, para pelaku tidak ditemukan di dalam kamar lantai dua, diduga mereka telah melarikan diri melalui gang kecil di belakang kos-kosan.
Sekitar pukul 22.30 WIB, setelah kondisi mereda dan polisi membawa korban ke Polsek untuk dimintai keterangan, salah satu pelaku akhirnya diketahui bersembunyi di ruang penjaga kos. Dari situ, dia melarikan diri lewat atap.
“Begitu ketahuan warga, dia lari ke atas. Warga langsung kejar semua. Loncat dia dari atas kanopi,” kata Dwi.
Setelah jatuh, pelaku langsung ditangkap oleh warga. Dua pelaku lainnya, termasuk perempuan yang diduga menjadi umpan, ditemukan bersembunyi di bawah kasur di kamar kos.
Ketiganya langsung dibawa ke Polsek Tanjung Priok dengan tiga mobil polisi yang dikerahkan untuk mencegah amukan massa.
Dwi menjelaskan, modus serupa sudah beberapa kali terjadi di kawasan kos-kosan tersebut, terutama menjelang dan selama Ramadhan.
Bahkan, tahun lalu, pihak RW, RT, penjaga kos, dan kepolisian sempat menandatangani surat pernyataan bersama untuk melarang aktivitas open BO di wilayah itu.
“Saya sama Pak RT sudah nyerah. Awal puasa kemarin juga kejadian. Kami sudah adakan musyawarah dan bikin surat pernyataan, tapi masih terulang lagi,” keluhnya.