Warga Tetap Keberatan RDF Rorotan Beroperasi Lagi meski Diklaim Tak Akan Berbau

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengaku tetap keberatan jika Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, kembali beroperasi meski pihak pengelola berjanji pengoperasiannya tak lagi menimbulkan bau.
Pasalnya, janji yang sama pernah disampaikan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Pemprov Jakarta ke warga saat uji coba RDF Rorotan.
"Jaminan yang sama pernah diberikan saat uji coba kedua kemarin bahwa telah dilakukan perbaikan dan improvement. Tapi, kenyataan di lapangan masih ada kebocoran asap dan bau yang mengakibatkan sakit sejumlah warga," jelas Ketua RT 18, RW 14 Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Klaster Shinano, Wahyu Andre, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (10/4/2025).
Wahyu menilai, keberadaan RDF di tengah permukiman kurang tepat karena dapat membahayakan kesehatan warga di sekitar.
Ia berharap ada solusi jitu terkait persoalan RDF Rorotan ini. Wahyu meminta RDF Rorotan ditutup secara permanen karena sudah mengalami kebocoran bau berulang kali.
"Jika sudah berulang kali terjadi kebocoran dengan penyebab apa pun, baik human error atau machine error, maka RDF (harusnya) tutup permanen," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan warga lain bernama Viant. Ia khawatir RDF Rorotan mendatangkan dampak negatif meski dijanjikan tidak menimbulkan bau lagi.
"Walau klaimnya enggak bau atau enggak berdampak, khawatir namanya pabrik tetap akan menghasilkan residu dari penggunaan kimia yang berefek negatif cepat atau lambat," terang Viant.
Diberitakan sebelumnya, RDF Rorotan, Jakarta Utara, ditargetkan beroperasi kembali akhir Juli 2025.
"Kami berharap sekitar bulan Juli sudah siap, sudah rapi diharapkan," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Asep Kuswanto saat diwawancarai di RDF Rorotan, Selasa (25/3/2025).
Untuk kembali mengoperasikan RDF, Dinas LH akan menambah beberapa fasilitas. Salah satunya, penambahan deodorizer yang merupakan alat atau zat penghilang bau.
Namun, untuk menambah deodorizer tersebut Dinas LH masih membutuhkan waktu.
"Memang kami butuh waktu untuk penambahan fasilitas, mudah-mudahan di bulan Juli," pungkas Asep.
Sebelumnya, RDF Rorotan melakukan uji coba pengelolaan sampah. Namun, uji coba itu justru mengundang protes warga.
Pasalnya, uji coba pengelolaan sampah yang dilakukan di RDF Rorotan menimbulkan bau busuk dan polusi asap hitam yang menyebar ke perumahan warga.
Bahkan, ada sekitar 11 anak terkena ISPA dan tiganya lagi mengalami infeksi mata akibat RDF Rorotan.