
Mengkhawatirkan Militerisme Masuk Kampus
KEHADIRAN militer di sejumlah kampus belakangan ini memunculkan kekhawatiran serius akan masa depan demokrasi dan kebebasan akademik di Indonesia.
Kerja sama antara perguruan tinggi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI)—yang diwarnai mulai dari pelatihan bela negara, sosialisasi revisi Undang-Undang TNI, hingga permintaan data mahasiswa—mengindikasikan gejala militerisme yang mencemaskan, yakni penetrasi nilai-nilai dan logika militer ke dalam ruang sipil, termasuk dunia pendidikan tinggi.
Jika merujuk pandangan Enloe (2000), militerisme sejatinya bukan hanya soal kehadiran tentara secara fisik, tetapi juga soal menyebarnya cara berpikir militer dalam kehidupan sipil mengutamakan hierarki, ketaatan, kekuatan fisik, dan pembungkaman terhadap perbedaan pendapat.