Pemerintahan Prabowo

Hasto: Efisiensi di Pemerintahan Prabowo Dampak Salah Urus Era Jokowi

Hasto: Efisiensi di Pemerintahan Prabowo Dampak Salah Urus Era Jokowi

(4 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, tantangan ekonomi di pemerintahan Prabowo Subianto terjadi lantaran kesalahan Presiden sebelumnya, Joko Widodo.

Hal ini disampaikan Hasto melalui surat yang dibacakan politikus PDI-P, Mohamad Guntur Romli, sesaat sebelum masuk ke ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jumat (11/4/2025).

“Seluruh komponen bangsa harus bersatu dan bekerja sama guna mengatasi berbagai kesulitan akibat abuse of power pada periode sebelumnya,” kata Guntur, saat membacakan surat Hasto, Jumat.

Prabowo: Kita Tidak Anti Kritik, Malah Suka

Prabowo: Kita Tidak Anti Kritik, Malah Suka

(4 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, pemerintahannya tidak anti kritik. Sebaliknya, dia menegaskan bahwa menyukai kritik karena membantunya lebih waspada.

Hal ini dikatakan Prabowo saat mengajak seluruh investor hingga ekonom menyampaikan pandangan dan kondisi ekonomi dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).

"Kita buka kesempatan untuk tanggapan, sanggahan, pertanyaan kita terbuka. Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan. Kita tidak anti kritik, kita malah suka kritik," kata Prabowo, Senin.

Pukat UGM: Presiden Prabowo Tak Benar-benar Paham Akar Masalah Korupsi

Pukat UGM: Presiden Prabowo Tak Benar-benar Paham Akar Masalah Korupsi

(4 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com – Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto belum memahami secara menyeluruh akar persoalan korupsi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Zaenur menanggapi pernyataan Presiden Prabowo terhadap upaya pemberantasan korupsi dalam wawancara dengan tujuh jurnalis senior di Kediamannya, di Hambalang, Bogor, Minggu (6/4/2025).

Menurut Zaenur, pernyataan Prabowo dalam wawancara tersebut menunjukkan bahwa orang nomor satu di Indonesia itu belum memiliki peta jalan yang jelas untuk pemberantasan korupsi dalam lima tahun masa jabatannya.

Prabowo Sebut Hasil Kerja Tak Bisa Secepat Kilat: Yang Bisa Seketika Hanya Nabi Musa...

Prabowo Sebut Hasil Kerja Tak Bisa Secepat Kilat: Yang Bisa Seketika Hanya Nabi Musa...

(4 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, hasil kerja pemerintahannya tidak akan bisa dilihat secepat kilat semenjak dimulai pada 20 Oktober 2024.

Dia menyebut, target kerja memerlukan manajemen usaha, perencanaan yang baik, dan pelaksanaan yang baik.

"Tidak ada dalam manajemen suatu usaha, dalam manajemen suatu organisasi dalam menjalankan suatu proyek tidak bisa seketika," kata Prabowo saat menemui investor hingga ekonom di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).

Kepala Negara lantas berseloroh, hasil seketika hanya bisa dilakukan oleh Nabi Musa. Diketahui, tongkat Nabi Musa bisa membelah Laut Merah untuk diseberangi saat dikejar Raja Firaun, mengeluarkan air dari batu, dan berubah menjadi ular.

Prabowo Beri Nilai Dirinya 6 Selama 5 Bulan Bekerja dan Menjabat Presiden

Prabowo Beri Nilai Dirinya 6 Selama 5 Bulan Bekerja dan Menjabat Presiden

(4 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto memberikan nilai enam dari 10 untuk dirinya selama sekitar lima bulan bekerja dan memerintah di Indonesia.

Hal ini disampaikan Prabowo menjawab pertanyaan salah satu jurnalis senior yang mewawancarainya di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/7/2025).

"Anda minta saya kasih nilai untuk diri saya lima bulan ya, enam bulan, saya terus terang aja, saya bangga bahwa sekarang ini saya kasih nilai diri saya enam," kata Prabowo dikutip dari YouTube Kompas.com.

Prabowo Akui Komunikasi Pemerintah Buruk: Saya yang Salah

Prabowo Akui Komunikasi Pemerintah Buruk: Saya yang Salah

(4 bulan yang lalu)

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Prabowo Subianto mengakui bahwa kesalahan dalam strategi komunikasi menjadi salah satu kelemahan utama pemerintah dalam 150 hari pertama pemerintahan.

Hal ini disampaikan Prabowo saat disinggung tentang buruknya komunikasi pemerintah saat dirinya melakukan wawancara dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, Minggu (6/4/2025).

“Benar sekali, saya akui bahwa 150 hari menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah,” kata Prabowo dalam wawancara yang tayang di YouTube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).